Desa Golo Ronggot, salah satu Desa di Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu Desa yang kerap kali mengalami gagal panen akibat kekeringan. Para petani menunjukkan dedikasi luar biasa untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar mereka dalam menghadapi keterbatasan akses air untuk kegiatan bertani. Dengan kerja keras dan kolaborasi yang erat, kelompok tani perempuan di desa ini telah berhasil mengubah sumber air sederhana menjadi penopang utama kegiatan pertanian yang mendukung kehidupan mereka sehari-hari.
Langkah Berani yang Dimulai Perempuan
Kelompok tani perempuan Reje Leleng mempelopori langkah inovatif yang berawal dari pemanfaatan genangan air kecil. Lokasi yang dulunya merukapan kubangan tempat kerbau berendam kini disulap menjadi sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi, khususnya bagi kebun sayur yang menjadi andalan mereka. Mereka potensi lokasi tersebut dimana meskipun wilayah mereka mengalami keringan keberadaan air di tempat tersebut tak kunjung hilang, hingga muncul gagasan untuk menjadikannya sebagai penyokong kegiatan bertani mereka.
Dengan bermodalkan kerjasama kelompok yang kuat, mereka pun mengumpulkan dana secara swadaya untuk membangun bak penampung di tempat tersebut. Selain itu dengan keteguhan mereka berhasil meyakinkan berbagai pihak untuk membantu mewujudkan tujuan mereka.
Usaha perempuan ini tidak berjalan sendiri. Dalam budaya Manggarai, tradisi adat memiliki peran penting. Ritual ‘Kaer Mata Wae‘ digelar untuk memohon restu leluhur agar mata air yang ada tetap memberikan manfaat. Ritual ini melibatkan tokoh adat seperti Ignasius Pance, seorang tu’a gendang, yang mendukung penuh usaha perempuan.
“Semangat mereka memotivasi kami semua, termasuk kaum pria, untuk turut ambil bagian dalam usaha ini. Untuk itu, kami membuat ritual adat dengan harapan supaya air ini akan terus ada dan dapat digunakan oleh mereka (kelpmpok tani perempuan) untuk kegiatan bertani mereka,” Jelas Ignas.
Baca: Membangun Kekuatan Perempuan Petani melalui EVAPERCA APIR Mabar
Nobertus Ndarung, seorang petani setempat, juga mengakui pentingnya inisiatif ini. Menurutnya, niat baik para perempuan tidak hanya membawa manfaat bagi kelompok mereka, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang turut merasakan dampaknya. Baginya kelompok laki-laki pun akan selalu mendukung usaha baik kaum perempuan di Desanya.
Tidak hanya komunitas adat yang mendukung, pemerintah Desa juga memberikan kontribusi nyata. Fidelis Pangkul, Kepala Desa Golo Ronggot, menyampaikan komitmen untuk memastikan keberlanjutan proyek ini melalui anggaran Desa. adalah usaha bersama, dan Pemdes siap mendukung agar program ini bisa terus berjalan ungkapnya. “Sudah sepatutnya Pemerintah Desa penjawab kebutuhan warga dan mereka (kelompok tani perempuan Reje Leleng) sudah melakukan hal yang baik, apalagi air ini nanti dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani lainnya,” Jelasnya. Ia juga menjelaskan bahwa di sini Peran pemerintah Desa hanya sebagai penyambut inisiatif masyarakat dan kelompok ini adalah pemilik peran utama.
“Saya merasa sangat bersyukut mendapat kesempatan untuk memimpin orang-orang yang memiliki keinginan untuk maju. Dana yang digunakan untuk membangun tempat ini mereka kumpulkan secara swadaya dan melihat keseriusan mereka, Pemdes pun menjawab proposal yang mereka sampaikan. Usaha yang mereka lakukan ini bisa menjadi contoh juga untuk kelompok lain di Desa dan Juga Manggarai Barat,” Ungkap Fidelis
Baca Juga: Sriyanti Ningsih; Perempuan Pengumpul Benih Pangan Lokal
Hasil yang Mulai Terlihat
Kini, sumber air yang diperjuangkan oleh kelompok tani perempuan telah mampu menopang kegiatan pertanian di desa tersebut. Mereka tidak hanya memanfaatkan air untuk saat ini, tetapi juga menjaga kelestariannya melalui upaya konservasi lingkungan. Para perempuan di desa itu menunjukkan bahwa keberanian dan kerja keras dapat menghasilkan perubahan nyata.
Melania Lunut, salah satu petani perempuan, menceritakan pengalamannya dengan penuh rasa syukur. “Kami merasa bangga karena usaha ini berhasil dan bermanfaat,kami bisa pakai untuk kegiatan di kebiun sayur kami dan kelompok lainnnya,” tuturnya.
Gambar: Kebun sayur milik petani di sekitaran bak air hasil usaha kelompok tani Reje Leleng (kiri) dan Bak penampung yang sudah bisa dimanfaatkan.
Menyemai Inspirasi di Tengah Tantangan
Cerita dari Desa Golo Ronggot ini adalah bukti bahwa kekuatan komunitas, terutama perempuan, dapat membawa perubahan besar meskipun dimulai dari langkah kecil. Dengan dukungan tradisi, kerja sama lintas pihak, dan keberanian, mereka berhasil menjawab tantangan yang sebelumnya tampak mustahil. Kisah ini adalah cerminan semangat dan ketangguhan yang tidak hanya menginspirasi tetapi juga mendorong tindakan nyata di berbagai tempat lainnya.***
Leave a Reply