Membangun Kekuatan Perempuan Petani melalui EVAPERCA APIR Mabar

Aliansi Perempuan Indonesia Mandiri atau APIR adalah kumpulan perempuan petani yang tersebar di seluruh desa dampingan Yakines di Kabupaten Manggarai Barat. Aliansi ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan, terutama mereka yang bekerja di sektor pertanian pedesaan. Dalam realitas sosial yang sering kali tidak berpihak kepada perempuan, APIR hadir sebagai ruang advokasi yang memberdayakan perempuan untuk mengambil peran lebih aktif dalam memperjuangkan hak-haknya.

Setiap tahun, APIR mengadakan Evaluasi dan Perencanaan atau EVAPERCA, yang tahun ini diadakan pada 22-23 Oktober 2024 di Centro Bajo Hotel, Labuan Bajo.Evaluasi Dan Perencanaan APIR menjadi momen penting bagi perempuan dari dua belas desa dampingan baru untuk berbagi pengalaman dan belajar dari anggota yang telah lebih dulu berkecimpung dalam perjuangan advokasi isu-isu perempuan dan masyarakat.

Baca: Menggali Potensi Kacang-Kacangan Lokal

Isu Utama APIR

Terdapat enam isu utama yang menjadi fokus APIR: kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia, hak-hak anak, konservasi lingkungan, akses air bersih, dan permasalahan lahan serta pertanian. Dalam pertemuan ini, setiap desa akan melaporkan upaya yang telah dilakukan untuk menghadapi isu-isu tersebut. Selain itu, anggota lama dan baru akan berdiskusi untuk merumuskan strategi ke depan dan memilih kepengurusan baru.

Kepala Dinas Sosial, Marselinus Jebaru, SS Saat sedang memapaparkan materi di Forum APIR (Suber: Yakines)

Tujuan dari EVAPERCA APIR adalah agar perempuan di desa dampingan Yakines memiliki kemampuan untuk mengadvokasi hak-hak mereka. Tidak lagi menjadi pihak yang terpinggirkan, perempuan didorong untuk menjadi pionir dalam menyuarakan keadilan bagi diri mereka dan masyarakat luas. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian bagi petani perempuan dalam menghadapi ketimpangan sosial.

Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah para perempuan petani menjadi lebih proaktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan komunitasnya, serta lebih tanggap terhadap isu-isu yang terjadi di sekitarnya. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan perubahan sosial dan keadilan di Manggarai Barat.

EVAPERCA APIR tidak hanya memperkuat posisi perempuan di sektor pertanian tetapi juga menciptakan ekosistem advokasi yang inklusif, yang menempatkan perempuan sebagai aktor utama dalam perubahan sosial. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan tercipta sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendukung untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.***


Categories:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *